Sabtu, 05 Juli 2014

Puncak Kegalauan Monokrom

Hari ini waktu browsing-browsing gambar,gue nemu gambar bagus tentang Yin dan YangYin dan Yang merupakan konsep dalam kehidupan tentang keseimbangan. Yin dan Yang menjelaskan bahwa dalam kehidupan dibutuhkan 2 hal yang saling berlawanan namun tercipta selalu bersamaan, untuk membentuk sebuah keselarasan kehidupan. Yin dan Yang menggambarkan bahwa memang hal di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan untuk saling melengkapi satu sama lain, sehingga jika salah satu hilang maka akan membuat keselarasan memudar (diambil dari beberapa referensi yang akhirnya gue tuliskan sesuai penyempurnaan versi gue). Nah, ngomong-ngomong tentang Yin dan Yang, pasti nggak lepas tentang monokrom kehidupan kan. Akhirnya, cerita berlanjut.
Maaf ini sebelumnya, bukan bermaksud rasis, sara atau apa nih. Gue sendiri juga hitem kok, jadi no war ya, ini sekedar opini gue yang lo boleh mengkritik.
Pagi tadi di jalan ketemu cewek. Cantik sih, tapi sayangnya dia agakiteman. Gue berpikir mungkin kalo dia putih, pasti bakalan jadi cewek yang nggak kalah cantik dibanding Pevita Pearce. Tapi, kenapa dia  nggak diciptain putih? Paertanyaan pertama gue catet. Siangnya, adek keponakan gue main kerumah. Namanya Jihan, kira-kira umur 4 tahunan lah. Kalo lihat dia gue kadang miris juga sih, gara-gara dia kadang sering digurau-in sama ortunya sendiri kaya gini nih, “Jihan hitem ya…”. Dan di saat yang bersamaan, kalo denger kata-kata itu, gue jadi ngerasa “Kenapa orang ini nggak bersyukur, meskipun dia agak iteman, tapi seenggaknya dia lucu, cantik, dan sempurna?”. Apa ortunya ngerasa malu kalo kulitnya item? Tapi, mungkin aja si adek ini waktu udah ABG nanti ngerasa minder. Karena dari hasil pengamatan gue, banyak banget temen-temen cewek gue yang kulitnya tercipta “gelap”, waktu prom kemarin pake dempul abis-abisan buat bikin mereka tampak cerah. Bedaknya tebbeell banget. Selain itu, juga banyak yang selalu pake Camera 360 buat bikin kulit mereka lebih putih, mulus, dan biar membuat mata terpukau. Artis-artis juga beberapa melakukan operasi, gimana caranya biar kulit mereka jadi putih tanpa peduli result waktu mereka tua nanti (ada pengecualian buat beberapa artis kaya Agnez Mo yang bikin kulitnya lebih gelap, karena gelapnya Agnez Mo itu nggak bisa dibilang item, atau karena alasan biar kulitnya nggak keliatan bercak merah).
Kenapa begini? Dan, gue juga pernah baca berita tentang rasisme di eropa. Bagi bangsa kulit gelap, selalu dianggap rendah. Atau kata-kata item dijadiin ledekan buat seseorang. Juga sulit bagi kebanyakan manusia berkulit gelap membuktikan eksistensi mereka di dunia. Gue nggak tau kenapa, tapi yang jelas emang mayoritas para pembesar dari masa lalu dan masa kini yang kita ketahui berkulit putih. Kasus kekerasan yang terjadi hanya karena kulit mereka gelap juga bikin gue kesel. Lalu apa tujuan manusia diciptakan putih dan hitam, jika mereka sendiri kebanyakan ingin menjadi putih?
Emang nggak semua orang pengen jadi putih, termasuk kalian yang baca. Tapi gue nggak mau munafik untuk memungkiri, emang kulit yang putih selalu lebih menarik ketimbang hitem kan? Contohnya, nggak perlu jauh jauh. Keluarga gue aja, sering banget bilang kalo hitem itu nggak masalah karena emang nggak ada beda antara kulit item sama putih. Tapi mereka sering juga bilang kalo orang yang ganteng atau cantik itu selalu yang berkulit putih, nggak pernah sekalipun mereka seneng sama yang kulitnya iteman.
(Gue bingung mencari penjelasan, penjelasan yang nggak akan pernah bisa dijelaskan manusia. Karena ada beberapa hal yang menjelaskan-nya diperlukan lebih dari kata-kata yang ada didunia ini. Karena kata-kata manusia emang sangat terbatas. Karena itu, gue jadi galau mikirin ini. Nggak penting sih emang menurut kalian, tapi seenggaknya ini penting menurut gue. Karena gue seneng mempelajari hal yang lebih dari sekedar eksak, ilmu kehidupan.)
Kenapa nggak dari awal, manusia diciptakan berkulit putih. Nabi Adam berkulit putih sama Siti Hawa berkulit putih, keturunannya semua berkulit putih. Kan enak, nggak bakalan terjadi yang aneh-aneh. Camera 360 juga nggak perlu bikin efek yang bikin kulit pucet. Kalo aja gue putih, kan semua jadi mikir gitu yang kulitnya item. Waktu semir rambut nggak bakalan dibilang norak  atau ndeso. Meski rambutnya warna-warni kaya permen lolipop. Foto gaya apapun juga gak bakalan dibilang alay. Karena emang enak diliat, iya kan? Ngaku deh. Pake baju warna apapun, nggak bakalan keliatan kontras. Manusia udah diciptain bersama masalah hidup yang banyak, kenapa nggak diilangin salah satu masalahnya biar jadi lebih enak? Ngomong-ngomong jadi orang item itu banyak salahnya. Pake hal yang nggak terlalu pantes dibilang alay, norak, nggilani. Tingkah aneh-aneh didepan kamera dengan ekpresi yang lucu atau ga jelas bikin ngakak orang sampe puas. Apa ini tujuan orang item diciptakan? Cuma sebagai bagian dari dunia yang disisihkan. Tapi bukan menurut gue. Entah apa jawabannya, gue nggak ngerti. Gue sendiri seneng banget sama cewek yang kulitnya putih, itulah yang bikin gue bingung. Artis idola gue semua berkulit putih, entah kebetulan atau memang sengaja diciptakan memiliki pandangan seperti itu. Tapi yang jelas, mungkin dunia nggak akan se warna-warni ini kalo beberapa diciptakan hanya sisi putihnya aja. Nggak akan ada hal yang keliatan mustahil,  sehingga nggak ada yang mampu menembus kemustahilan. Semua bakal jadi biasa-biasa aja. Nggak menantang dan nggak seru. Tapi yang jadi pertanyaannya lagi adalah, bagaimana yang jadi bagian sisi hitam? Menjalani takdir untuk menjadi tidak diatas. Tapi yang jelas, semua itulah yang disebut kesempurnaan. Karena, terlalu sempurna permasalahan tersebut hingga tak mampu terjawab.
Mungkin kegalauan gue ini baru bisa diatasi akhirnya, gara-gara waktu ngetik ini. Gue dapet wangsit yang intinya gini, “Ketika lo yakin lo bakal diatas, lo bakal diatas. Itu pasti. Jika lo nggak memiliki keyakinan, lo bakal berjalan secara acak. Kalo lo yakin dibawah, maka dibawahlah lo. Tuhan nggaklah cukup kejam terhadap manusia yang udah berusaha dan bermimpi.­ Tuhan bakal selalu mengerti lo. Hal yang hitam bisa jadi putih, dan hal yang putih bisa jadi hitam. Semua itu bergantung pada kita, pelakunya.” Sekian, salam. Gitulah, yang gue dapetin barusan.
Emang aneh ya, kadang gue tanya sendiri, kadang gue dapet jawabannya sendiri. Nggak selalu gue bisa jawab pertanyaan itu sendiri, kadang juga gue harus begini. Bertanya dalam kehidupan. Tapi yang jelas gue itu punya kelainan psikis, yaitu bipolar apatrideyang gejalanya udah jelasDan diindikasi penyakit bipolar gue itu akibat penyakit lain dalam diri gue, yaitu ADHD. Bagi yang nggak tau apa itu ADHD, lo bisa browsing di internet. Ini udah malem banget, hitam. Bentar lagi menjelang putih. Ya, pagi. Monokrom kehidupan, ya begitulah. Gue yakin monokrom kegalauan itu ada, pasti ada. Mungkin suatu saat gue bakalan nulis tentang monokrom kegalauan, karena kalo lo mau nyari sesuatu hal yang nggak akan ada hentinya buat dibahas, ya monokrom itulah. Monokrom ya, salam monokrom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar